Monotoneminimal.com – Dunia Islam kini berada di persimpangan sejarah, menghadapi berbagai tantangan seperti genosida dan konflik berkepanjangan di Palestina, peningkatan islamofobia di Barat, serta krisis kemanusiaan di Sudan dan Yaman. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan mengenai peran Indonesia untuk memimpin dunia Islam melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
OKI, yang terdiri dari 57 negara anggota dan berdiri sejak 1969, merupakan organisasi internasional terbesar kedua setelah PBB. Sejak awal didirikan, OKI berfokus pada perjuangan kemerdekaan Palestina, namun peran Indonesia di dalamnya mengalami pasang surut. Meski terlibat sebagai negara pendiri, Indonesia sempat ragu untuk menandatangani Piagam OKI. Dalam perkembangan selanjutnya, Indonesia berhasil menjadi anggota penuh pada 1991 dan berperan aktif di berbagai forum internasional.
Sejak era Reformasi, Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang mengusung identitas demokratis dan moderat. Peran ini semakin menonjol di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, termasuk saat mengusulkan Deklarasi Jakarta untuk Palestina pada 2016.
Menjelang pemilihan Sekretaris Jenderal OKI pada 2026, Indonesia memiliki peluang untuk mencalonkan diri, mengingat belum pernah ada perwakilan dari Indonesia dalam posisi tersebut.ahun 2026 menjadi momentum penting, di mana Indonesia harus menyiapkan calon yang berintegritas serta diterima luas di dunia Islam.
Dengan kekuatan diplomasi dan kolektivitas yang dimiliki, Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisinya dalam kepemimpinan global. Jika berhasil, langkah ini bukan hanya akan mengukuhkan posisi Indonesia di dunia internasional, tetapi juga menjadi ujian bagi konsistensi penerapan prinsip moderasi agama.