Harga Diesel Global Merangkak Naik Akibat Konflik Timur Tengah

19 Juni 2025 –Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali mengguncang pasar energi dunia. Harga diesel global mengalami lonjakan tajam hingga 15% dalam sepekan terakhir, menyusul eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang memicu kekhawatiran atas terganggunya jalur suplai energi melalui Selat Hormuz.

Harga minyak mentah jenis Brent juga ikut terdongkrak sekitar 10%, menandakan ketidakpastian yang semakin tinggi di pasar global. Lonjakan ini dirasakan paling kuat di kawasan Eropa, di mana konsumen mulai terbebani dengan biaya bahan bakar yang lebih mahal, sementara perusahaan penyuling justru diuntungkan dari marjin produksi yang meningkat.

Menurut analis energi independen, Haris Nugraha, situasi ini dapat memicu efek domino di sektor transportasi dan logistik. “Kenaikan harga diesel global bisa mendorong inflasi di banyak negara, terutama yang masih bergantung pada impor bahan bakar,” ujarnya dalam wawancara via telepon.

Uni Eropa disebut sedang mengevaluasi ulang cadangan strategisnya untuk mengantisipasi skenario terburuk. Di sisi lain, beberapa negara produsen di luar kawasan konflik seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi berupaya menstabilkan pasar dengan meningkatkan kapasitas ekspor.

Namun, pengamat energi memperingatkan bahwa selama ketegangan belum mereda, harga minyak dan derivatifnya seperti diesel akan terus berfluktuasi. “Pasar bereaksi bukan hanya pada suplai nyata, tetapi juga pada persepsi risiko,” kata Haris.

Meski kenaikan harga memberi peluang ekonomi bagi pelaku industri penyulingan, konsumen dan pemerintah harus bersiap menghadapi dampaknya terhadap biaya hidup dan anggaran nasional.