02 Juli 2025 – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan revisi target pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 4,7–5 persen, lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya di atas 5 persen. Penyesuaian target pertumbuhan ekonomi 2025 ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang melemah, investasi domestik yang cenderung stagnan, serta tantangan inflasi yang masih tinggi.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa pelemahan ekonomi global berdampak langsung pada penurunan ekspor dan investasi asing, yang menyebabkan perlambatan ekonomi nasional. Di sisi lain, investasi domestik juga belum sepenuhnya pulih sejak pandemi COVID-19. Pemerintah kini sedang meninjau ulang kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan melalui peningkatan investasi di sektor infrastruktur.
Revisi target ini memiliki sejumlah implikasi penting bagi perekonomian nasional, terutama terkait daya beli masyarakat dan pasar tenaga kerja. Jika pertumbuhan ekonomi tidak mencapai angka ideal, maka penyerapan tenaga kerja baru akan ikut terhambat. Kondisi ini juga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat akibat tekanan inflasi yang tinggi, sehingga pemerintah perlu memastikan kebijakan stabilisasi inflasi berjalan efektif.
Sebagai respons atas kondisi ini, pemerintah sedang menyiapkan paket stimulus melalui penguatan fiskal yang lebih terarah. Langkah ini diharapkan mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional, meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran, dan memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga meski pertumbuhan ekonomi melambat. Sri Mulyani menegaskan, pemerintah optimistis strategi ini mampu menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang masih tinggi.