27 Juli 2025 – Penguatan sektor UMKM menjadi topik utama dalam wacana ekonomi nasional. penguatan sektor umkm dinilai krusial terutama menghadapi ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan efisiensi anggaran pemerintah.
Dalam pengantar, para ekonom dan pelaku usaha menyoroti bahwa bila UMKM tidak diperkuat, pertumbuhan ekonomi Indonesia rentan terhadap guncangan eksternal. Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, menyebut UMKM menyumbang sekitar 60,51 persen terhadap PDB dan menyerap hampir 96,9 persen tenaga kerja nasional. Ia menegaskan pentingnya UMKM sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi dan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah.
Di bagian inti, dukungan diperoleh melalui APBN, program pembiayaan, digitalisasi, serta kemitraan korporasi dan komunitas. Pemerintah melalui APBN menyalurkan pendampingan, pelatihan kewirausahaan, dan akses pasar bagi pelaku UMKM. Di sisi lain, organisasi pengusaha seperti TDA mengadakan Mukernas untuk memperkuat jejaring, membekali pelaku usaha dengan teknologi AI, dan mengembangkan ekosistem kolaboratif antar pengusaha UMKM di berbagai daerah.
Sementara itu, tantangan muncul akibat efisiensi anggaran pemerintah. Pemangkasan moderat pada Kementerian UMKM memaksa prioritas program dan penggunaan anggaran lebih selektif. Meskipun demikian, Kementerian menegaskan tetap mengoptimalkan setiap rupiah melalui kolaborasi dengan sektor swasta dan teknologi digital agar efektivitas bantuan tetap terjaga.
Penutup menyimpulkan bahwa sektor UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Dalam situasi tekanan global dan kebutuhan efisiensi anggaran, penguatan sektor UMKM harus dilakukan secara strategis melalui dukungan kebijakan, akses pembiayaan mudah, digitalisasi, serta kemitraan antar pemangku kepentingan. Kolaborasi ini penting agar UMKM tetap tangguh dan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.