20 Juni 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diproyeksikan masih berada dalam tekanan, menyusul koreksi tajam sebesar 1,96% pada perdagangan sebelumnya. Sejumlah analis menilai bahwa sentimen geopolitik tekan pasar menjadi faktor dominan yang mempengaruhi psikologi investor, khususnya ketegangan yang kembali meningkat di kawasan Timur Tengah.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan aksi jual bersih asing (net sell) mencapai Rp1,25 triliun. Sektor energi dan migas masih menjadi pusat perhatian karena potensi lonjakan harga minyak dunia akibat konflik antara Israel dan Iran.
“Pasar masih dalam mode risk-off. Investor cenderung menjauh dari aset berisiko, terutama saham di sektor non-komoditas,” ujar Reza Firmansyah, analis pasar modal fiktif dari PT Maju Investama.
Pergerakan IHSG hari ini diperkirakan berada pada rentang 6.710 hingga 6.850, dengan tekanan jual masih membayangi. Saham-saham emiten berbasis energi seperti PT Medco Energi dan PT Elnusa terpantau mendapat aliran dana dari investor domestik sebagai bentuk antisipasi kenaikan harga minyak global.
Sementara itu, Bank Indonesia belum memberikan sinyal kebijakan baru terkait dinamika global ini. Pelaku pasar juga menanti pidato The Fed akhir pekan ini, yang bisa menambah volatilitas pasar global termasuk Indonesia.
Meski demikian, analis menyarankan agar investor tidak panik dan tetap fokus pada fundamental emiten, khususnya yang berorientasi ekspor dan berbasis komoditas.
“Situasi seperti ini justru membuka peluang akumulasi bertahap di saham-saham sektor primer,” tambah Reza.
IHSG berpotensi pulih dalam jangka menengah apabila ketegangan geopolitik mereda dan respons kebijakan moneter global mendukung stabilitas pasar.