Monotoneminimal.com – Presiden Argentina Javier Milei menghadapi ujian kritis menjelang pemilu paruh waktu yang dijadwalkan pada Minggu (27/10). Pemilu ini menjadi indikator vital terhadap dukungan rakyat terhadap kepemimpinan Milei, yang baru berusia dua tahun, di tengah tantangan serius yang dihadapi negara, termasuk krisis politik dan ekonomi yang kian memburuk.
Javier Milei, yang mulai menjabat pada Desember 2023 dengan janji untuk menciptakan “era baru perdamaian dan kemakmuran,” telah berhasil mengurangi inflasi yang sempat mencapai tiga digit. Namun, reputasinya terguncang oleh skandal korupsi, yang melibatkan keluarganya dan pejabat dekat. Penurunan nilai peso juga semakin memperparah situasi, apalagi partai Milei, La Libertad Avanza, baru saja mengalami kekalahan signifikan dalam pemilihan provinsi di Buenos Aires, wilayah yang dihuni hampir separuh populasi Argentina.
Dukungan datang dari Presiden AS Donald Trump yang menawarkan bantuan senilai hingga US$40 miliar, namun mengancam untuk menarik dukungan jika Milei tidak berhasil dalam pemilu. Hal ini memicu kritik dari lawan politik yang menuduh adanya intervensi dalam urusan dalam negeri Argentina.
Analis politik memprediksi bahwa pemilih mungkin akan menghukum Milei lantaran kondisi ekonomi yang memburuk, di mana sekitar 60% warga Argentina saat ini kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Artinya, pemilu ini tidak hanya menjadi ajang untuk menentukan masa depan politik Milei, tetapi juga bisa memicu krisis ekonomi baru jika hasilnya tidak memuaskan. Hasil pemilu kali ini dipandang sebagai titik balik, menentukan apakah Argentina akan tetap pada kebijakan ekonomi Milei atau beralih ke arah baru di tengah krisis yang sedang berlangsung.
![[original_title]](https://monotoneminimal.com/wp-content/uploads/1761441593_68359c64e08f2142c1d6.jpg)