Monotoneminimal.com – Pasar saham Indonesia saat ini menunjukkan tren bullish, seiring dengan berakhirnya fase pengetatan kebijakan moneter global. Helmy Kristanto, Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas, menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed menciptakan arah kebijakan yang lebih seimbang, memberi peluang untuk perbaikan likuiditas global. Hal ini diharapkan dapat membantu stabilitas ekonomi negara berkembang seperti Indonesia tanpa tekanan dari suku bunga tinggi.
Helmy juga mencatat bahwa keputusan The Fed untuk menghentikan pengurangan neraca mulai 1 Desember 2025 akan memperkuat sinyal pelonggaran likuiditas global. Kebijakan ini diharapkan mendorong masuknya arus modal ke pasar berkembang, termasuk Indonesia, yang menawarkan imbal hasil aset menarik serta prospek ekonomi yang menjanjikan.
Dengan inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, sentimen pasar mulai berbalik positif seiring dengan penurunan suku bunga global. Hal ini menjadikan Indonesia lebih tahan banting dibandingkan negara-negara lain di kawasan, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dari analisis teknis, Chory Agung Ramdhani, Head of Customer Engagement & Market Analyst Department BRIDS, menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan tren bullish yang solid. IHSG saat ini berada di level 8.180, mendekati resistance di 8.320, dengan support krusial di area 7.989.
Kondisi ini, menurut Ramdhani, memperkuat posisi pasar saham Indonesia sebagai pilihan menarik bagi para investor, menandakan optimisme di tengah situasi global yang bergejolak.