Monotoneminimal.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengingatkan pentingnya daerah penghasil ekspor untuk belajar dari insiden radiasi Cesium-137 yang terjadi di Cikande, Serang. Dalam sebuah forum di Jakarta pada Senin, Handoko menegaskan bahwa pengalaman tersebut dapat menjadi pelajaran berharga untuk mencegah kejadian serupa di daerah lain, termasuk di Surabaya, Semarang, dan Makassar.
Handoko mengkhawatirkan dampak serius yang dapat ditimbulkan oleh kasus tersebut terhadap industri ekspor, terutama udang, yang mengalami kehilangan hingga lima ribu ton karena kontaminasi tersebut. Kejadian ini menimbulkan ketidakpastian bagi produk-produk ekspor lainnya, seperti cengkeh dari Lampung, yang juga memerlukan perhatian khusus dalam menjaga kualitas dan keamanannya.
Pada kesempatan itu, Handoko memastikan bahwa BRIN, bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA/BAPERIDA), siap memberikan dukungan kepada daerah-daerah yang mengalami kendala dalam menerapkan kebijakan berbasis riset. Ia menyatakan komitmen untuk menjadi jembatan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh berbagai daerah.
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 terus melakukan upaya dekontaminasi di wilayah Cikande. Hingga saat ini, telah ada 91 warga yang direlokasi sementara dari zona merah yang terdampak radiasi. Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani, mengungkapkan bahwa 22 pabrik dan sejumlah titik lain sudah menjalani proses dekontaminasi dari cemaran radioaktif.
Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan keselamatan masyarakat dan keamanan produk ekspor dapat terjaga demi keberlangsungan ekonomi di Indonesia.