Monotoneminimal.com – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati. Hal tersebut disampaikan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa LSM di bidang lingkungan di Kantor Gubernur Sumut, Medan, pada hari Senin.
Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Beberapa LSM yang terlibat antara lain Yayasan Tangguh Hutan Khatulistiwa (TaHuKah), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), dan Yayasan Pelestari Ragam Hayati dan Cipta Fondasi (PRCF), yang secara kolektif bekerja di kawasan ekosistem Batang Toru yang luasnya mencapai 168.658 hektare.
Gubernur Bobby menyatakan rasa kagumnya terhadap upaya LSM dalam melibatkan masyarakat untuk menjaga hutan. Ia juga menekankan bahwa peran daerah sangat penting dalam mendukung target nasional untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060. Bobby berharap Sumut dapat menjadi contoh yang baik dan bahkan bisa mencapai target tersebut lebih cepat, pada tahun 2045.
Direktur TaHuKah, Erwin Alamsyah Siregar, menjelaskan bahwa mereka telah mengembangkan skema kompensasi bagi masyarakat yang berperan aktif dalam menjaga kawasan hutan. Selain itu, mereka juga memperkenalkan program agroforestri yang tidak hanya mendukung keberlanjutan hutan tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi lokal dengan produk yang telah hingga diekspor.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercapai keseimbangan antara konservasi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara.
![[original_title]](https://monotoneminimal.com/wp-content/uploads/1000603213.jpg)