Jakarta – Kurangnya konsumsi gula dalam diet sehari-hari dapat menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang serius. Gula, yang dikenal sebagai sumber energi utama bagi tubuh, terutama dari glukosa, memiliki peran krusial dalam mendukung fungsi otak dan otot. Ketika asupan gula menurun, individu berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
Beberapa efek negatif dari rendahnya kadar gula darah antara lain adalah tubuh yang mudah lelah. Glukosa memberikan energi yang dibutuhkan oleh otak dan otot, sehingga kurangnya asupan dapat membuat seseorang merasa lemas dan lesu. Selain itu, gejala seperti sakit kepala dan pusing juga sering muncul akibat kekurangan energi, yang dapat mempengaruhi konsentrasi.
Rendahnya kadar gula dapat menyebabkan gejala fisik lainnya seperti gemetar dan berkeringat dingin, yang sering kali terjadi pada kasus hipoglikemia. Kondisi ini dapat memperburuk mood, memengaruhi hormon serotonin dan dopamin, sehingga meningkatkan ketidakstabilan emosi.
Selain itu, kurangnya gula dapat memengaruhi kemampuan berkonsentrasi. Otak, yang mengonsumsi sekitar 20 persen energi tubuh, sangat bergantung pada glukosa. Jika asupan ini berkurang, risiko menurunnya fokus dan daya ingat meningkat. Dampak serius lainnya dari hipoglikemia yang berat bisa termasuk kejang dan kehilangan kesadaran, yang memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Oleh karena itu, meskipun gula seringkali dianggap sebagai penyebab masalah kesehatan ketika dikonsumsi berlebihan, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan asupan gula agar tetap dalam batas wajar demi menjaga kesehatan tubuh.